Senin, 17 Oktober 2011

The Most Challenging Journey With Luna Maya

Oleh: Daniel Ruben
Catatan perjalanan Daniel Ruben, bersama tim online text dan video
JUMAT, 14 OKTOBER 2011
18.30 WIBSetelah berakrab-ria dengan macetnya Jakarta di hari itu, saya dan tim pun tiba di Gas Station ELNUSA, di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, tempat kami bertemu dengan rombongan rider yang akan melakukan touring ke Bandung. Setibanya di sana, saya langsung menemui komandan yang akan memimpin konvoi, yakni Wulung 'Ungki' Damardoto, seorang biker yang sudah berpengalaman dalam Indonesia Exploride, alias keliling Indonesia dengan mengendarai motor. "Kita udah kumpul semua, tinggal nunggu Luna nih," ujar Ungki pada saya. Luna? Luna Maya? Yess! Pada hari itu, Luna akan mengendarai sebuah motor gede untuk ikutan touring ke Bandung. Awalnya, rasa ragu yang sangat tinggi ada di dalam diri saya, ketika mendengar Luna akan melakukan hal tersebut. Siapa yang mau percaya, seorang Luna akan rela mengendarai motor dari Jakarta ke Bandung. "Lo serius Mbak, mau bawa motor ke Bandung?" Tanya saya, yang disambut dengan tawa oleh Luna. Oiya, 'Mbak' adalah panggilan akrab saya ke Luna sejak saya kenal Luna. "Hahaha, lo nggak percaya? Ya iyalah, gue bakal bawa motor sendiri kok," tuturnya berusaha meyakinkan saya.
Rasa ragu itu pun sirna seketika, saat Luna dengan gagahnya menaiki sebuah motor BMW tipe GS 650, dengan kapasitas silinder 800 cc. Wew!
19.00Setelah briefing singkat dan doa bersama, kami pun memulai perjalanan kami, dengan rute, Cibubur-Jonggol-Puncak-Cianjur, sampai ke Bandung.
Dikarenakan kondisi macet yang luar biasa (say no to Friday), saya dan tim memutuskan untuk menempuh jalur tol, menuju puncak, karena dengan menggunakan mobil, mustahil rasanya bisa terus membuntuti rombongan biker, mengingat kondisi macet yang luar biasa di Ibu Kota. "Kita ketemu di puncak aja ya," seru Ungki pada saya. Siiippp!
22.00Saya dan tim tiba lebih dahulu di Restoran Simpang Raya, Cipanas. Sekitar 30 menit menunggu, Luna dan rombongan pun tiba. Raut wajah Luna tetap terlihat semangat, walaupun dia mengaku cukup lelah. "Aduh, ternyata capek juga ya, padahal baru sampek puncak, udah gitu udaranya dingin banget," ucap Luna sembari menenggak botol air mineral, pertanda dirinya sangat kehausan. Senang sekali rasanya bisa bercengkrama dengan para bikers yang ternyata sangat ramah. Sambil menikmati makanan, saya pun mulai banyak bertanya seputar motor gede. Saya tak henti-hentinya memandangi wajah Luna, sambil berdecak kagum dalam hati, melihat keberaniannya turut serta dalam touring motor. "Salut gue sama elo Mbak. Gue aja yang laki-laki belum tentu berani naik motor ke Bandung, hahaha," ucap saya ke Luna. "Iya, gue emang udah lama pengen banget naik motor gede, cuma waktu itu belum ada kesempatan. Nah, sekarang mumpung ada yang nawarin, ya gue nggak sia-siain dong."
23.15Waktu satu jam terasa begitu singkat, ketika rombongan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Dari puncak, saya dan tim baru ikut serta dalam konvoi para bikers. Sepanjang perjalanan melewati kota Cianjur menuju Padalarang, saya berusaha mengimbangi para bikers yang melaju cukup cepat melintasi jalan. Pandangan saya tak pernah lepas dari motor BMW berwarna oranye yang dikendarai wanita cantik itu. "Buset, si Luna bawa motornya gokil bener ya," ujar Ridwan, rekan saya yang berada satu mobil dengan saya. Saya beberapa kali harus side by side dengan Luna, karena fotografer saya ingin mengabadikan momen Luna saat riding. Tak pernah terbayang oleh saya seorang Luna bisa selincah itu mengendarai motor gede. "Ini orang kapan latihannya ya? Kok bisa langsung tune in banget sama motor gede," gumam saya dalam hati. Luna dengan gesit menembus jalanan, terutama saat memasuki daerah Padalarang, yang penuh liku-liku dan tikungan tajam. Ampun deh si Luna!
Ya, itulah Luna. Sepanjang yang saya kenal, dia memang tipe orang yang sangat suka mencoba sesuatu yang baru, dan menantang. Memori saya masih merekam dengan baik, bagaimana dengan ngototnya Luna ingin menjelajahi salah satu hutan di pedalaman Kalimantan, saat kami dulu bersama-sama menghadiri sebuah pesta rakyat di sana. Saat itu, Luna bersikeras tetap ingin masuk hutan, padahal kondisi kami cukup lelah dengan padatnya acara. Luna adalah Luna. Selalu memiliki keinginan yang besar.
01.30Kami dan rombongan bikers memasuki kota Bandung yang sudah mulai sepi ditelan larutnya malam. Kami pun sedikit mengurangi tensi berkendara saat memasuki pusat kota. Tiba di Bandung, kami langsung menuju hotel Rumah Teras, di daerah Dago, dan langsung beristirahat.
Luna Maya
SABTU, 15 OKTOBER 2011
10.00Rasa lelah yang teramat sangat sepertinya membius saya hingga terbangun sekitar pukul 10.00. Rencana untuk sarapan pagi di hotel pun buyar, karena setibanya di restaurant, para waiter sudah melakukan clear up. Sambil mengutuki diri sendiri, saya pun menyambar 2 lembar roti yang masih belum dibereskan. Setelah mandi dan bersiap-siap, saya dan tim segera menemui rombongan bikers (yang sepertinya udah siap duluan, hehehe). Ya, hari itu, bertempat di Lapangan Gazibu, Bandung, sebuah event akbar bernama Bandung Beauty dan Bike 2011 digelar. Event tersebut berhasil memecahkan rekor MURI, dengan menghadirkan 1205 buah motor gede, dan 1002 model-model cantik. Rekor tersebut sudah melampaui angka 1000, yang pernah tercatat di MURI.
14.00Kami tiba di Lapangan Gazibu, dan langsung menuju stand BMW Motorrad. Seketika, stand BMW Motorrad sontak dipenuhi oleh pengunjung, karena perhatian mereka tersedot oleh sosok wanita cantik dan eksotis, mengendarai motor gede. Ratusan pasang mata pun terfokus pada Luna dan motornya yang begitu menyita perhatian. Meski udara cukup panas saat itu, tak mengurangi senyum dan keramahan Luna kepada para pengunjung yang ingin lebih dekat dengan Luna. Pengunjung pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini, untuk mengabadikan pose bersama Luna. Luna benar-benar menjadi primadona pada saat itu. "Aku makan dulu ya, laper banget. Nanti abis makan baru lanjut foto-foto lagi ya," tutur Luna kepada orang-orang yang masih antri foto bareng. Meski berstatus sebagai beginner di dunia motor gede, Luna bisa langsung beradaptasi dengan bikers-bikers lain yang ada di sana. Luna terlihat ramah dan akrab ketika ngobrol dengan para bikers. Memang sangat betah kalo bisa ngobrol lama dengan si Mbak!
17.00Kebetulan, di hari itu, Luna juga ingin menghadiri undangan resepsi pernikahan dari temannya. Oleh karenanya, Luna pun harus berpamitan untuk meninggalkan acara tersebut. Dengan mengendarai motornya, Luna pun menuju sebuah salon ternama, tak jauh dari situ, untuk berbenah diri menuju undangan resepsi. Setelah kurang lebih 2 jam melakukan treatment, Luna pun siap menuju resepsi, dengan balutan gaun berwarna krem yang membuatnya terlihat sangan cantik. Bergaya rider ataupun tampil feminin, Luna memang juaranya!
"Ben, gue ke resepsi bentar ya, abis itu kita ketemuan di Maja House deh, kita ngobrol-ngobrol sambil makan di sana," ajak Luna pada saya.
Saya dan tim pun memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak dan mandi.
20.30Malam minggu memang malamnya muda-mudi untuk menghabiskan waktunya untuk hang out ke mall, cafe, ataupun night club. Perjalanan saya menuju Maja House yang harusnya bisa dengan waktu 20 menit, terpaksa ditempuh dalam waktu 45 menit, akibat ruas jalan yang padat merayap.
Seporsi sirloin steak dan potato menjadi pilihan Luna untuk mengisi perutnya. Sementara saya memilih secangkir hot chocolate untuk menemani dinginnya udara malam itu. Kami semua pun terlibat dalam sebuah obrolan santai, sambil sesekali tertawa akibat kelakuan rekan saya Ridwan, yang punya satu sifat unik, yakni latah! Tak pelak, Ridwan pun menjadi bulan-bulanan kami sebagai bahan hiburan (jahat ya kita :D). Suasana semakin ramai ketika rombongan bikers bergabung dengan kami, setelah menyelesaikan acara di Gazibu. Suasana malam itu begitu ceria dan akrab, dan kami semua benar-benar menikmatinya.
01.00Saatnya pulaaannngg!
Luna memang harus kembali ke Jakarta saat itu, karena esok pagi hari Luna sudah ada pekerjaan yang menunggu dirinya. Luna terlihat sangat lelah saat itu. "Sebetulnya aku pengen banget nih pulang ke Jakarta naik motor konvoi lagi. Tapi berhubung besok pagi harus shooting, aku harus pulang malam ini pake mobil. Nggak mungkin dong naik motor sendirian ke Jakarta, hahaha," ujar Luna sembari tertawa.
"Take care ya Mbak, di mobil tidur aja, besok kan lo lanjut shooting," pesan saya ke Luna.
Usai melepas Luna, saya dan tim pun kembali ke hotel untuk beristirahat, sekaligus mempersiapkan kepulangan ke Jakarta esok hari.
Itulah catatan singkat serunya perjalanan saya dan tim, dalam melakukan peliputan touring Jakarta-Bandungnya Luna dan para bikers.
She's one of the most greatest woman we have ever seen. We do love you, Luna!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar