Selain proses asimilasi, Ariel merasa beruntung karena
ada perusahaan arsitektur yang bersedia mempekerjakan dirinya dan
bersedia menggajinya di atas UMR. Namun sesuai aturan, vokalis Peterpan
itu hanya menerima separuh gaji, sebagian disumbangkan untuk negara
melalui Rutan, Kebonwaru, tempatnya menjalani hukuman.
M. Nasir
Almi, SH. MM, Kakanwil Hukum dan HAM Jawa Barat di Rutan Kebonwaru,
Bandung, Kamis (9/2/2012) menceritakan proses Ariel bisa menjalani
program pembinaan asimilasi."Ada permintaan dari pihak ketiga (perusahaan arsitektur) ke Rutan dan yang setuju dan memenuhi syarat itu Ariel. Hanya satu yang dipilih. Dia juga dapat honor. Kalau dapat honor separuh dikasih ke negara. Sesuai dengan UMR. Karena masih di dalam Rutan," kata Nasir Almi.
Sudah terhitung dua minggu Ariel menjalani proses asimilasi dengan bekerja di sebuah perusahaan arsitektur di Bandung. Layaknya orang kantoran, dia berangkat dari Rutan Kebonwaru sekitar pukul 08.00 WIB dan sekitar pukul 17.00 WIB harus kembali masuk Rutan. Selama kerja juga harus dikawal, serta mematuhi aturan yang diberikan oleh Rutan.
"Dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Jam kerja gitu. Sabtu dan Minggu dia libur. Selama keluar Rutan alat komunikasi juga dipantau. Dia juga bisa dikunjungi keluarganya di situ. Tapi kalau lokasinya kami tidak bisa kasih tahu. Karena mengingat beberapa hal. Seperti faktor keamanan Ariel dan mungkin diserbu fans," terangnya.
KapanLagi.com® yang memantau di depan Rutan, sempat menyaksikan Ariel sekitar pukul 8.00 WIB keluar dari Rutan bersama sejumlah orang, menggunakan mobil Grand Livina warna abu-abu. Saat diminta membuka kaca, Ariel hanya membuka sedikit saja dan mengeluarkan jari-jarinya, tanda menyapa. (kpl/ato/dar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar