VIVAnews - Di tengah masalah penerimaan royalti yang
tak maksimal, hadir Wahana Musik Indonesia (Wami) sebagai salah satu
lembaga pengumpul royalti. Wami akan mengurus royalti dari semua musisi
yang mendaftarkan karyanya di lembaga tersebut.
Seperti tahun lalu, Melly mewakili Wami menyerahkan royalti kepada Ariel 'Peterpan', yang tengah mendekam di penjara.
Selain
Ariel, sejumlah musisi yang masuk sebagai komposer di Wami adalah Bimo
Sidharta (Bimbim Slank), Melly Goeslaw, Nur Satriatama (Satrio Alexa),
Rinto Harahap, dan Sherina Munaf. Mereka juga termasuk dalam dewan
pengurus di Wami. Kehadiran para musisi itu tujuannya untuk mengawasi
kinerja Wami.
Wami merupakan sebuah perseroan terbatas yang
didirikan Apmindo (Asosiasi Penerbit Musik Indonesia) pada 15 September
2006. Wami memegang hak yang sah atas eksploitasi performing right untuk karya cipta lagu.
Anggota
Wami di antaranya PT Aquarius Pustaka Musik, PT Trinity Optima
Production, PT Warner Music Indonesia, PT Musica Studio's, PT Nagaswara
Publishing, dan masih banyak lainnya. Wami bertujuan untuk memberikan
hak atas karya cipta para musisi yang dikomersialkan oleh beberapa
tempat hiburan seperti pub, diskotik, kafe, dan karaoke.
Di
tengah kesibukannya mempersiapkan manggung di Brunei Darusalam, Melly
menyempatkan berbincang mengenai Wami dan pengumpulan royalti dengan VIVAnews.com di studionya, Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Apa tujuan pembentukan Wami?
Wami
terbentuk sebagai wadah untuk komposer bukan penyanyi. Kalau penyanyi
ada wadahnya lagi yang lain. Wami sama dengan Yayasan Karya Cipta
Indonesia, wadah yang mengelola royalti komposer, untuk karaoke, di luar
dari CD, album.
Kalau melihat kenyataan sekarang yang terjadi, penyanyi-penyanyi lama
yang terkenal sebenarnya itu balik ke diri sendiri. Komposer itu kan
tidak punya gaji tetap dan tidak ada pensiun. Jadi, adik-adik (musisi)
yang masih produktif harus lebih bijaksana, karena kalau sudah tua
musisi tidak punya pensiun.
Apa yang diperjuangkan Wami?Hak
komposer. Hak cipta itu tidak bisa dibeli, hanya bisa dipinjam untuk
berapa lama. Misalnya, enam bulan pakai lagu saya, setelah lebih enam
bulan boleh tetap pakai lagu saya, tapi yang lain juga boleh. Terus saya
sendiri nyanyi lagu saya di TV, itu TV juga seharusnya bayar. Itu
memang peraturan baku dan ada undang-undangnya, tapi aku nggak
terlalu paham. Karaoke juga bayar, tapi kan repot kalau harus
menghubungi saya semuanya. Makanya ada Wami yang mengurus hal itu.
Apa perbedaan Wami dengan KCI?
Sama persis, cuma ada sedikit regenerasi atau peremajaan. KCI sudah lama banget, baiknya ada regenerasi. Di luar negeri biasanya paling banyak tiga, ada yang seperti Wami ini.
Seberapa besar pengaruh Wami untuk komposer?
Kalau
seperti Wami itu, semua elemen bisnis yang berhubungan dengan komposer
tidak mungkin bisa langsung menyerahkan ke komposernya. Jadi, melalui
wadah seperti Wami atau KCI. Kalau kita tidak tergabung dalam Wami atau
KCI tidak bisa di-collect sama saya, karena memang tidak bisa pribadi. Wami atau KCI sangat membantu.
Seberapa besar presentase royalti di Wami?
Nggak ada potongan-potongan gitu ya. Masing-masing punya presentasenya, kadang bisa delapan persen, ada yang lima persen. Sudah ada pengaturannya masing-masing.
Kenapa pindah dari KCI ke Wami?
Itu masing-masing kecocokan. Ada beberapa hal di KCI yang nggak sesuai dengan prinsip saya. Dan Wami ini mengikutsertakan saya untuk jadi Board of Director-nya,
jadi saya, Sherina, dan yang lainnya diikutsertakan. Jadi ini bukan
satu PT yang mengelola, tapi semuanya juga ikut terlibat.
Seberapa penting kehadiran Wami atau KCI untuk musisi?Dari dulu harus ada wadah seperti ini, jadi bukan pembelajaran. Ini jadi kayak
lingkungan, harus ada RT dan RW. Di seluruh dunia ada, itu bukan
independen, tapi itu legal dan harus diakui oleh negara luar karena dia
akan meng-collect, tidak hanya di Indonesia tapi juga yang di
Singapura, dan sebagainya. Misalnya lagu saya dipakai sama negara mana,
ya itu mereka yang mengurusnya.
Apakah masih perlu untuk membuat organisasi atau wadah lain seperti Wami atau KCI?Menurut saya nggak perlu. Saya rasa sudah cukup kok.
Dalam
kesempatan itu, Melly juga membahas mengenai solidaritas di antara para
seniman yang langsung turun tangan saat para musisi lain membutuhkan
dana untuk berobat karena sakit serius.
Melly pun membangun sebuah organisasi yang diberi nama Gabungan
Artis dan Seniman Sunda (Gass). Gass terbentuk karena selama ini Melly
merasa belum mendapatkan fasilitas dari negara. Gerakan pertama yang
dilakukan Gass adalah mengumpulkan dana untuk korban bencana atau artis
maupun seniman tua yang membutuhkan bantuan.
Apa saja kegiatan dari Gass selama ini?
Biasanya menggalang dana untuk artis-artis yang sedang sakit. Kalau banyak orang akan lebih cepat geraknya.
Apakah Gass hanya khusus untuk artis atau seniman Sunda saja?Nggak, yang kumpul sebenarnya artis-artis Sunda. Tapi, pada akhirnya pas saat kerja semuanya gabung dan ikutan kerja.
Perlukah bantuan dari pemerintah soal masa depan seniman di hari tua?Kalau
menurut aku mungkin seniman itu perpajakannya tertib karena langsung
dipotong pajak buat negara. Jadi menurut saya seniman Indonesia itu
juga penjualan albumnya nggak mendunia seperti David Foster.
Jadi ini harus ada tanggung jawab moral dari pemerintah untuk
menyisihkan sedikit penghasilan pajak kepada seniman. Mungkin ada satu
yang diberikan kepada seniman saat lagi sakit, diberi kemudahan.
Lantas, bagaimana dengan Melly sendiri. Apakah ia telah mempersiapkan untuk hari tuanya nanti?Ikut
asuransi, nabung. Kalau bisnis? Kita kan nggak berani bisnis di bidang
yang nggak begitu kita pahami. Paling kalau mau investasi tetap di
bidang musik, jadi produser artis atau yang lain. Insya Allah puas. (eh)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar