KONDISI di dalam rumah
tahanan (rutan) yang serbaterbatas memang bisa memberikan efek jera
bagi para penghuninya. Namun, di sisi lain juga memberi dampak
psikologis yang berat pula bagi mereka yang menjalani kehidupan di
dalamnya, tak terkecuali bagi Ariel “Perterpan”.
Pria bernama lengkap Nazriel Irham ini tentunya berharap, setelah dirinya keluar dari rutan akan mendapatkan kebebasan dan merasakan kembali sebagai manusia yang penuh, serta diterima di lingkungannya kembali.
Kenyataannya, tidak semua harapan akan sesuai dengan realitas yang diinginkan. Para mantan narapidana lebih banyak mendapatkan reaksi negatif dari lingkungan sekitarnya. Karena itulah, dukungan sosial dari teman dan keluarga mutlak dibutuhkan mereka.
“Di sinilah pentingnya peran keluarga. Keluarga harus bisa merangkul supaya dia bisa nyaman kembali. Jangan memancing-mancing atau bertanya hal-hal yang sudah terjadi di belakang sana. Tidak usah mencari tahu apa sebenarnya penyebab dia sampai melakukan hal itu, apalagi sampai menyalahkan,” tutur Sani Budi Hermawan, Psi., Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani saat berbincang dengan Okezone lewat telefon, belum lama ini.
Dikatakan Sani, empati dan memberi dukungan emosional, arahan untuk tidak putus asa, penerimaan yang menyenangkan, dukungan informasi tentang pekerjaannya, dukungan materi, tidak memandang dengan rasa kasihan, memberikan peran yang sama di dalam lingkungan tempat tinggal, akan menjadi obat mujarab yang bisa menyembuhkan para mantan narapidana untuk berperilaku normal seperti masyarakat pada umumnya, yang patuh dan taat akan norma yang melingkupinya.
“Setiap narapidana seperti Ariel atau siapapun, pasti membutuhkan dukungan untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri. Sebuah pesta kecil-kecilan untuk menyambut kedatangannya setelah keluar dari penjara, tentu akan membuatnya senang. Ariel akan merasakan kembali kehangatan keluarga,” tutupnya.
(tty)
Pria bernama lengkap Nazriel Irham ini tentunya berharap, setelah dirinya keluar dari rutan akan mendapatkan kebebasan dan merasakan kembali sebagai manusia yang penuh, serta diterima di lingkungannya kembali.
Kenyataannya, tidak semua harapan akan sesuai dengan realitas yang diinginkan. Para mantan narapidana lebih banyak mendapatkan reaksi negatif dari lingkungan sekitarnya. Karena itulah, dukungan sosial dari teman dan keluarga mutlak dibutuhkan mereka.
“Di sinilah pentingnya peran keluarga. Keluarga harus bisa merangkul supaya dia bisa nyaman kembali. Jangan memancing-mancing atau bertanya hal-hal yang sudah terjadi di belakang sana. Tidak usah mencari tahu apa sebenarnya penyebab dia sampai melakukan hal itu, apalagi sampai menyalahkan,” tutur Sani Budi Hermawan, Psi., Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani saat berbincang dengan Okezone lewat telefon, belum lama ini.
Dikatakan Sani, empati dan memberi dukungan emosional, arahan untuk tidak putus asa, penerimaan yang menyenangkan, dukungan informasi tentang pekerjaannya, dukungan materi, tidak memandang dengan rasa kasihan, memberikan peran yang sama di dalam lingkungan tempat tinggal, akan menjadi obat mujarab yang bisa menyembuhkan para mantan narapidana untuk berperilaku normal seperti masyarakat pada umumnya, yang patuh dan taat akan norma yang melingkupinya.
“Setiap narapidana seperti Ariel atau siapapun, pasti membutuhkan dukungan untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri. Sebuah pesta kecil-kecilan untuk menyambut kedatangannya setelah keluar dari penjara, tentu akan membuatnya senang. Ariel akan merasakan kembali kehangatan keluarga,” tutupnya.
hahariellllllllllllll
BalasHapusaku kangen,,,