Sabtu, 14 April 2012

Film Seks dan Keresahan Luna Maya


JAKARTA.COM - Inilah sisi idealisme Luna Maya. Artis berdarah Bali ini resah karena film-film nasional hanya mengumbar seks, horor, dan mistis. Jauh dari nilai pendidikan.
Lewat film Pintu Harmonika, Luna Maya ingin menyampaikan pesan betapa pentingnya komunikasi anak dan orang tua dalam mengarungi masa-masa remaja.
Luna Maya, sebagai sutradara, mengemas Pintu Harmonika semenarik mungkin dengan tema-tema persaingan, cinta, persahabatan, dan keikhlasan dalam kehidupan 3 keluarga yang tinggal di sebuah kompleks rumah toko, di mana penghidupan dan kehidupan berada di satu atap.
Pintu Harmonika menyajikan tiga genre sekaligus, yakni drama, drama komedi romantis, dan drama thiller. Ide ceritanya sendiri datang dari penulis novel kawakan, Clara Ng.
”Film anak-anak kayak ini harus ada variasi," kata Luna saat ditemui di Wisma Proklamasi, Jl. Proklamasi No. 41 Cikini Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2012).
Meski sama sekali tak punya pengalaman mensutradari film, Luna mengaku pakai jurus modal nekat saja. Selain itu, dia berusaha memahami profesi sutradara dengan cara berdiskusi dengan mereka yang ada di balik layar. ”Sebenernya aku enggak mengerti, tapi akhirnya learning by the way," tuturnya.
Luna merasa naik kelas setelah menjadi model, artis, dan kini sutradara film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar